Studi Berbasis MRI Membedakan Efek Rokok dan Vaping Terhadap Fungsi Paru-Paru » Vapeboss Indonesia


Vapeboss Indonesia

Blog Details

image

Studi Berbasis MRI Membedakan Efek Rokok dan Vaping Terhadap Fungsi Paru-Paru

Vapeboss – Sebuah studi fungsional berbasis MRI yang dilakukan di Swiss dan dipublikasikan di Radiology, menemukan bahwa asap rokok menghambat perfusi paru sementara rokok elektrik bernikotin justru meningkatkan aliran darah pada paru-paru.

MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil gambar organ, tulang dan jaringan di dalam tubuh secara rinci dan mendalam.

Studi tersebut berjudul "MRI Shows Lung Perfusion Changes after Vaping and Smoking", dan dilakukan oleh tim peneliti dari Bern University Hospital. Studi ini melibatkan 44 orang dewasa sehat yang terdiri dari 13 vapers, 12 perokok, 9 mantan perokok dan 10 non pengguna yang kemudian dikirim untuk tes MRI serta fungsional paru.

Hasil tes menunjukkan bahwa pengguna tembakau saat ini dan sebelumnya mengalami penurunan yang signifikan dalam perfusi paru/aliran darah setelah merokok. Menariknya, vapers justru mengalami peningkatan perfusi paru setelah vaping.

“MRI menunjukkan penurunan perfusi paru-paru setelah terpapar asap tembakau dan peningkatan perfusi paru-paru setelah penggunaan sistem penghantaran nikotin elektronik,” simpul penelitian tersebut.

Sementara itu, penelitian terbaru lain yang dilakukan oleh American Cancer Society menyorot bahwa meski berhenti merokok mengurangi risiko kanker pada usia berapapun, melakukannya sebelum usia 45 tahun hampir menghilangkan semua risiko.

Berjudul "Association of Smoking Initation and Cessation Across the Life Course and Cancer Mortality Prospective Study of 410.000 US Adults" studi terhadap lebih dari 400 ribu orang Amerika menemukan bahwa perokok tiga kali lebih mungkin meninggal karena kanker terkait tembakau daripada bukan perokok.

Namun, para peneliti melaporkan apabila berhenti pada usia 45 akan mengurangi risiko ini sebesar 89%, sedangkan bagi mereka yang berhenti sebelum 35 tahun, riskonya benar-benar hilang. Di sisi lain, berhenti merokok antara usia 45-54 masih mengurangi risiko secara signifikan sebesar 78%, sedangkan berhenti merokok antara usia 55-64 mengurangi risiko sebesar 56%.

Tim peneliti menemukan bahwa usia mulai merokok juga berdampak pada risiko kanker. Orang yang mulai merokok sebelum usia 18 tahun memiliki setidaknya tiga kali risiko kematian akibat kanker, sedangkan mereka yang mulai merokok sebelum usia 10 tahun memiliki risiko empat kali lipat.

Sumber: Vapingpost