Penelitian Kings College London Buktikan Vape Lebih Aman dan Rendah Risiko » Vapeboss Indonesia


Vapeboss Indonesia

Blog Details

image

Penelitian Kings College London Buktikan Vape Lebih Aman dan Rendah Risiko

Vapeboss – Penelitian yang dipimpin oleh King's College London yang berkolaborasi dengan sejumlah grup internasional terpercaya menyatakan bahwa penggunaan vape jauh lebih aman dan lebih rendah risiko. Pemberitaan ini baru saja resmi diumumkan pemerintah inggris, tepatnya oleh the Office for Health Improvement and Disparities dari Department of Health and Social Care yang sebelumnya digagas Public Health England melalui halaman resminya.

“Pernyataan tersebut jelas menjadi reaksi positif sekaligus jawaban tegas dari berbagai pertanyaan, serta kebingungan di masyarakat seputar rokok elektrik,” kata Hokkop Situngkir selaku ketua Konsumen Vape Berorganisasi (KONVO).

Dalam penelitian tersebut, mereka berfokus pada dasar yang membuktikan risiko kesehatan dari vaping termasuk nikotin sebagai kandungannya. Tim peneliti juga membandingkan dampak vaping dengan rokok konvensional, hingga konsistensi penerapan metode standar yang meningkatkan interpretasi bukti-bukti kedepannya.

Garis besar dari hasil penelitian tersebut dapat membuat lega para pengguna vapers. Pasalnya, hasil yang didapat dari dasar penelitian yang dilakukan secara umum rokok elektrik atau vape jauh lebih aman dibandingkan risiko merokok tembakau konvensional. Vape secara signifikan tidak menunjukkan bahan atau kandungan material yang merusak dan berbahaya.

Menurut para peneliti dari King's College London, vaping disebut berhasil menurunkan minat perokok berhenti sebesar 65%, dimana angka tersebut lebih besar daripada minat perokok murni tanpa vape yang hanya berkisar dibawah 59%. Bagi Hokkop, hal ini terjadi karena seseorang belum mampu berhenti total secara langsung dari rokok atau memang karena mereka menemukan sensasi yang berbeda dari vape.

“Dengan berbagai bentuk device unik dan menarik, apalagi dengan beragam flavour yang menggoda, rasanya ini menjadi daya tarik lebih dari rokok elektrik,” jelas Hokkop.

Kemudian, peneliti juga mengamati aspek yang berhubungan dengan kesehatan seperti risiko kanker, gangguan sistem jantung dan pembuluh darah serta gangguan sistem pernapasan atau paru-paru. Ternyata mereka tidak menemukan efek langsung dari vape, dimana jika ingin dicari maka riset lebih dalam dan sangat memakan waktu diperlukan untuk mengupas tuntas vape.

Terakhir, para peneliti sempat mengajukan proposal resep kandungan nikotin untuk bahan rokok elektrik. Selain untuk mengurangi risiko kesehatan, resep tersebut juga bisa digunakan sebagai legalitas kandungan nikotin di rokok elektrik sekaligus ditujukan bagi orang yang ingin terapi berhenti merokok.

"Fakta bahwa rokok elektrik bisa menolong orang untuk berhenti merokok tembakau konvensional dengan bukti-bukti yang telah mereka dapatkan, dari pemerintah Inggris kita bisa belajar, saran pembuatan resep nikotin dalam vape sebagai bentuk kepedulian sebenarnya bisa diterapkan di sini,” tutur Hokkop.

Sumber: Warta Ekonomi