Vapeboss – Riset efektivitas rokok elektrik dalam mendukung penekanan prevalensi merokok di Indonesia masih sangat minim. Beberapa peneliti di Indonesia mulai melakukan analisis terhadap materi studi yang telah dikembangkan di luar negeri, yang kemudian dicocokkan dengan kondisi di dalam negeri.
Peneliti Pusat Unggulan Iptek Inovasi Pelayanan Kefarmasian (PUIIPK) Universitas Padjajaran, Auliya Suwantika berharap pemerintah menyiapkan kerangka kebijakan untuk rokok elektrik yang berdasarkan pada bukti-bukti dari hasil kajian ilmiah.
"Kami menyarankan agar pemerintah menyusun kebijakan yang lebih komprehensif tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi," kata Auliya.
Ia menambahkan, pemerintah juga perlu memberikan fasilitas bagi peneliti untuk melakukan riset secara mendalam soal regulasi menurunkan prevalensi merokok di Indonesia.
"Kami melihat ada potensi dari rokok elektronik untuk mengatasi angka prevalensi perokok dewasa di Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan tinjauannya, Auliya menyampaikan bahwa produk-produk tembakau alternatif seperti vape, tembakau yang dipanaskan, hingga kantong nikotin (SNUS) memiliki potensi tinggi untuk membantu perokok serta dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu mengurangi atau berhenti merokok.
Sebelumnya, mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tikki Pangestu pada berbagai kesempatan sudah mengisyaratkan keefektifan rokok elektrik sebagai alat berhenti merokok.
Menurutnya, pemerintah dapat melakukan strategi pengurangan bahaya dengan menggunakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik. "Itu adalah strategi kunci untuk mengatasi masalah yang sangat kompleks ini," pungkasnya.