Studi: Perokok yang Beralih ke Vape Memiliki Gaya Hidup yang Lebih Sehat » Vapeboss Indonesia


Vapeboss Indonesia

Blog Details

image

Studi: Perokok yang Beralih ke Vape Memiliki Gaya Hidup yang Lebih Sehat

Vapeboss – Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti di University of Washington menunjukkan bahwa perokok yang beralih ke rokok elektrik terlihat memiliki pola hidup yang lebih sehat.

Penelitian yang berjudul “Is e-cigarette use associated with better health and functioning among smokers approaching midlife?,” mensurvei sekelompok peserta yang merokok pada usia 30 tahun dan kelompok lain yang merokok atau vaping pada usia 39 tahun. Penelitian tersebut mengukur sekitar sembilan faktor penuaan yang sehat, kesejahteraan dan melihat seberapa sering mereka terlibat dalam kegiatan tertentu.

Tim peneliti menekankan bahwa mereka tidak menyebut vaping itu sehat dan menyoroti kerugiannya. Namun, mereka menambahkan bagi perokok yang kesulitan berhenti dapat menggunakan vape untuk beralih dan mengaitkannya ke gaya hidup yang lebih sehat.

“Meskipun penelitian tidak dapat menunjukkan hubungan sebab akibat, kami berpikir bahwa karena rokok elektrik memiliki lebih sedikit stigma, lebih sedikit bau, dan tidak terlalu berbahaya secara fisik, rokok elektrik dapat meningkatkan peluang promosi kesehatan di kalangan perokok.” kata penulis studi Rick Kosterman. “Apa yang kami katakan adalah bahwa e-cigs memang memiliki peran positif bagi perokok dewasa yang terus menggunakan nikotin.”

Perokok yang beralih ke vaping mengurangi risiko penyakit jantung sebesar 34%

Sementara itu, temuan yang baru-baru ini dilaporkan dalam Circulation, menunjukkan bahwa perokok yang beralih secara eksklusif ke vaping mengurangi risiko penyakit jantung sebesar 34%. Menggunakan pendekatan longitudinal, tim peneliti menganalisis data dari 32.000 pengguna tembakau dewasa yang berpartisipasi dalam Penilaian Populasi Tembakau dan Kesehatan (PATH) perwakilan nasional selama periode enam tahun dari 2013 hingga 2019. Para peneliti menilai pola vaping dan merokok, dan kemudian membandingkannya dengan insiden penyakit jantung yang dilaporkan sendiri, seperti stroke, serangan jantung, dan gagal jantung.

Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa dibandingkan dengan bukan perokok, perokok mengalami risiko penyakit jantung 1,8 kali lebih tinggi, sedangkan risiko vapers eksklusif tidak berbeda secara statistik. Untuk efek ini, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara merokok dan penyakit jantung, tetapi tidak antara vaping dan penyakit jantung.

Sumber: Vapingpost