Studi Buktikan Bahwa Vaping Tidak Ada Hubungannya Dengan Penyakit Jantung » Vapeboss Indonesia


Vapeboss Indonesia

Blog Details

image

Studi Buktikan Bahwa Vaping Tidak Ada Hubungannya Dengan Penyakit Jantung

Vapeboss – Sebuah studi baru-baru ini menganalisis data dari penelitian Penilaian Populasi Tembakau & Kesehatan (PATH), tidak menemukan hubungan antara penggunaan sistem pengiriman nikotin elektronik atau electronic nicotine delivery systems (ENDS) dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Studi berjudul, "Longitudinal associaions between exclusive nicotine delivery systems and cigarettes and self-reported incident diagnosed cardiovascular disease among adults," menganalisis gelombang 1-5 Studi PATH (2013-2019). Tim peneliti mencari risiko insiden atas pelaporan pribadi dengan diagnosis serangan jantung (280 kasus) dan stroke (186 kasus) serta kemungkinan hubungan dengan ENDS dan penggunaan rokok diantara orang dewasa usia 40 tahun keatas.

Data yang dikumpulkan menemukan bahwa penggunaan rokok secara eksklusif meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke sedangkan penggunaan ENDS eksklusif tidak.

Para peneliti menyimpulkan, “Dibandingkan dengan non-penggunaan, penggunaan rokok eksklusif dikaitkan dengan peningkatan risiko insiden yang dilaporkan sendiri yang didiagnosis penyakit kardiovaskular selama periode lima tahun, sementara penggunaan ENDS tidak terkait dengan peningkatan hasil yang signifikan secara statistik,”.

Dalam studi terbaru lain di jurnal Nicotine and Tobacco Research menyorot perihal keamanan relatif produk tembakau tanpa asap dan bagaimana peralihan dari rokok ke produk ini yang kemudian dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah pada perokok.

Studi berjudul, "Associations of Smokeless Tobacco Use With Cardiovascular Disease Risk: Insight From the Population Assessment of Tobacco and Health Study" dilakuka oleh tim peneliti dari UCLA, UC San Fransisco, Universitas Boston dan Universitas Texas di Arlington.

Para peneliti menganalisis data dari kelompok perwakilan nasional yang terdiri dari 4.347 orang dewasa yang memberikan sampel urin dan darah pada 2013–14 sebagai bagian dari Studi Penilaian Populasi Tembakau dan Kesehatan (PATH). Di antara kelompok ini, 3.034 peserta menggunakan rokok secara eksklusif, 338 hanya menggunakan tembakau tanpa asap, dan 975 tidak pernah menggunakan produk tembakau apapun.

Tim peneliti menemukan bahwa meskipun kadar nikotinnya serupa, pengguna tembakau tanpa asap menunjukkan biomarker penyakit yang jauh lebih rendah. “Temuan kami menunjukkan bahwa meskipun memiliki tingkat nikotin yang lebih tinggi, pengguna tembakau tanpa asap eksklusif memiliki konsentrasi biomarker peradangan dan stres oksidatif yang jauh lebih rendah daripada perokok. Tingkat biomarker di antara pengguna tembakau tanpa asap serupa dengan mereka yang tidak pernah merokok,” kata penulis utama studi Mary Rezk-Hanna, yang merupakan asisten profesor di UCLA School of Nursing.

Sumber: Vapingpost