Pakar Toksikologi UNAIR Sebut Vape Tak Sebabkan Gagal Ginjal Akut » Vapeboss Indonesia


Vapeboss Indonesia

Blog Details

image

Pakar Toksikologi UNAIR Sebut Vape Tak Sebabkan Gagal Ginjal Akut

Vapeboss – Ahli Toksikologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Shoim Hidayat menyebut vape tak akan sebabkan gagal ginjal akut. Pasalnya, cemaran etilen glikol (EG) serta dietilen glikol (DEG) pada zat pelarut seperti propilen glikol dan gliserin sangat kecil.

Pembuatan cairan untuk vape bisa menggunakan kedua bahan tersebut. Meski begitu kadar cemarannya cenderung sangat rendah sehingga hampir tidak berdampak pada tubuh.

"Kadar cemaran tentunya sangat kecil, misalnya hanya 1 persen. Kalau propilen glikol digunakan untuk vape, kadar cemaran EG dan DEG biasanya sangat kecil. Sehingga, efek sampingnya tidak signifikan. Toksisitas propilen glikol sangat rendah dan penggunaannya bukan hanya untuk obat. Ada pula untuk makanan, kosmetik dan keperluan industri lainnya," kata Shoim.

"Efek toksik cemaran EG dan DEG akan terjadi jika dosis yang dikonsumsi dalam jumlah besar. Kalau hanya sedikit sekali yang dikonsumsi, biasanya tidak akan muncul gejala," tambahnya.

Shoim menyampaikan, secara teori ada tiga tahapan toksisitas EG dan DEG pada tubuh. Pada 12 jam pertama, orang akan terkena efek mabuk seperti mengonsumsi etanol atau minuman keras. Di 12 jam berikutnya, akan muncul masalah pada sistem pernapasan dan jantung. Jika tidak ada penanganan setelah 24 jam, efeknya akan merusak ginjal.

"Kalau hanya dari vape yang jumlah cemarannya tidak seberapa, saya yakin risikonya rendah sekali. Kalau pun ada pencemaran paling tinggi 1 persen dan masuk kedalam tubuh, tidak akan berefek," ujarnya.

Hingga saat ini, belum ada temuan yang menyatakan bahwa penyakit gagal ginjal akut disebabkan oleh konsumsi vape atau rokok elektrik. Rata-rata, kasus gagal ginjal akut terjadi pada anak-anak yang diduga karena cemaran EG dan DEG pada obat sirop, bukan karena vape.

"Kalau mau dikaitkan antara gagal ginjal akut dan vape, sekarang kasusnya ada atau tidak? Harus dimulai dulu dari sana, apakah kasus gagal ginjal akut pada pengguna vape pernah ditemukan atau tidak? Jadi, harus dimulai dulu pengamatannya dari sana," pungkasnya.

Sumber: Antaranews