Inilah Penyebab Kalian Mudah Merasa Ingin BAB Setelah Nge-Vape! » Vapeboss Indonesia


Vapeboss Indonesia

Blog Details

image

Inilah Penyebab Kalian Mudah Merasa Ingin BAB Setelah Nge-Vape!

Vapeboss – Pernahkah kalian merasa mulas ketika selesai vaping? Bahkan rasa ingin BAB semakin kuat saat menambah beberapa hisapan. Terkadang, beberapa orang sengaja vaping di pagi hari karena ingin segera BAB agar tidak mengganggu jadwal di waktu-waktu berikutnya. Namun, hal seperti inilah yang menjadi pertanyaan, mengapa rasa ingin BAB selalu muncul selepas nge-vape?

Joel Bornstein, seorang Profesor Kehormatan Universitas Melbourne sekaligus pakar di bidang anatomi dan Fisiologi menerangkan, uap vape yang dihirup akan masuk ke dalam tubuh dan menyebarkan nikotin hingga ke usus. Sebagian besar neuron yang ada di dalam sistem saraf enterik memiliki fungsi untuk mengontrol seluruh sistem pencernaan dari kerongkongan sampai ke anus, dan akan bereaksi terhadap zat stimulan.

“Nikotin akan mengaktifkan berbagai neuron yang hanya berfungsi saat makan,” jelasnya.

Menurut Prof. Bornstein, terdapat tiga sistem kontrol yang mengaktifkan reseptor nikotin saat nutrisi dan stimulan terdeteksi di dalam usus. Hal ini kemudian menyampaikan pesan ke otak, yang nantinya merangsang usus besar dan mempercepat pembuangan feses (tinja). Ketika sel saraf mendapat rangsangan di dalam usus, sinyal akan dikirimkan sel saraf ke sel lainnya melalui terminal yang menyampaikan asetilkolin — neurotransmitter yang menstimulasi usus untuk berkontraksi. Dari situlah, rasa ingin BAB mulai muncul.

Nikotin dapat mengaktifkan neuron yang meningkatkan sekresi asam lambung, sehingga perut akan terasa kurang nyaman saat vaping atau setelahnya. Lonjakan aktivitas tersebut akan berkurang ketika paparan nikotin menghilang. Jika vape dihisap lagi beberapa kali, maka reseptor akan selalu aktif karena terpapar nikotin.

“Lonjakan nikotin dapat mengaktifkan saraf yang berjalan dari sumsum tulang belakang menuju sistem saraf enterik, yang kemudian sistemnya akan disesuaikan tergantung lonjakannya,” ujar Prof. Bornstein.

Akan tetapi, paparan nikotin yang berkelanjutan akan mengurangi jumlah reseptor secara keseluruhan, sehingga sistem tubuh mengalami disfungsi karena tidak bisa mengenal nikotin. Maka dari itu, ketika memutus nikotin atau berhenti vaping, kalian akan mengalami masalah pencernaan karena tiba-tiba tubuh kehilangan asupan nikotin.

“Sama halnya seperti kecanduan heroin dan sebagainya, tubuh orang yang kecanduan nikotin perlu menyesuaikan diri (dengan kebiasaan baru) dan mengatur ulang semua sistem yang bekerja di dalamnya. Tubuh kamu tidak dapat berfungsi secara normal tanpa nikotin,” kata Prof. Bornstein.

Itulah sebabnya kalian merasa tidak nyaman karena tubuh kaget akibat kehilangan nikotin. Maka dari itu, orang beralih ke produk tembakau alternatif seperti vape untuk mengatasi gejala putus nikotin.

Sumber: Vice