Guna Tepis Kampanye Negatif, Industri Vape cs Butuh Kajian Ilmiah yang Lebih Banyak » Vapeboss Indonesia


Vapeboss Indonesia

Blog Details

image

Guna Tepis Kampanye Negatif, Industri Vape cs Butuh Kajian Ilmiah yang Lebih Banyak

Vapeboss – Perkembangan industri vape atau rokok elektrik (REL) di Indonesia cukup signifikan. Hal ini dikarenakan penggunaan produk tersebut mulai tren di masyarakat khususnya perokok dewasa untuk berhenti dari kebiasaannya.

Akan tetapi baru-baru ini muncul kampanye negatif yang mengkritisi aspek medis dari konsumsi rokok elektrik. Sayangnya, industri vape masih belum bisa menepis kampanye tersebut lantaran minimnya kajian ilmiah yang seharusnya menjadi pijakan ndustri tersebut.

Direktur Program Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, informasi tentang risiko dan manfaat produk tembakau alternatif baiknya disebarluaskan dengan landasan yang berbasis pada fakta ilmiah.

"Memang riset penggunaan tembakau alternatif di Indonesia masih sangat kurang, terutama riset dari aspek kesehatan. Di negara lain sudah banyak riset tembakau alternatif terutama dari sisi kesehatan yang menyatakan orang yang merokok menggunakan vape lebih sedikit resikonya sehingga digunakan sebagai alternatif bagi orang yg mau berhenti merokok," kata dia, Senin (17/4/2023).

Esther menambahkan, edukasi dan informasi yang luas terkait produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dibutuhkan masyarakat. Dalam hal ini adalah keterbukaan dan keilmiahan data. Pasalnya, produk tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dari rokok konvensional, salah satunya adalah tidak mengandung TAR.

"Harus banyak riset manfaat merokok dengan tembakau alternatif dari sisi kesehatan. Ada profesor Unpad, temuan risetnya tembakau alternatif bisa mengurangi kerusakan gigi. Tetapi riset semacam itu masih sangat jarang," ujarnya.

Sementara di Inggris, hasil penelitian yang dilakukan Otoritas Kesehatan Inggris menyebut risiko konsumsi rokok elektrik jauh lebih ramah bagi kesehatan dibandingkan rokok. Bahkan, negara tersebut memfasilitasi warganya untuk beralih dari rokok konvensional melalui program yang membagikan 1 juta vape.

Sumber: Kontan